TUMBAL SEORANG GADIS CANTIK JELITA
Bismillahir-Rah maanir-Rahim ...
Ibnu Katsir rahimahullàh dan ahli sejarah lainnya mengisahkan: Sahabat Amr bin Al Ash atas perintah Khalifah Umar bin Katthab -radhiallàhu 'anhumà- berhasil menundukkan negeri Mesir dan mengislamkan penduduknya.
Namun tidak selang beberapa lama dari keislaman penduduk negeri Mesir, sahabat Amr bin Al Ash dikejutkan oleh satu kejadian aneh. Sungai Nil yang menjadi sumber penghidupan penduduk setempat, di setiap tahun sekali harus diberi tumbal. Bila tidak, maka sungai Nil akan berheni mengalir. Bukan sembarang tumbal, namun tumbal super istimewa, yaitu seorang anak gadis pingitan yang canti jelita yang didandani secantik mungkin. Gadis tumbal tersebut diceburkan ke dalam sungai Nil agar bisa mengalir kembali seperti sedia kala.
Tentu budaya ini ditentang oleh sahabat Amr bin Al Ash, dengan segala konsekwensi yang terjadi. Hampir selama tiga ulan sungai Nil berhenti mengalir, sampai-sampai penduduk setempat berencana untuk berhijrah. Kondisi ini tentu membuat sahabat Amr bin Al Ash kebingungan. Meneruskan tradisi penduduk setempat berarti berbuat kesyirikan. Tidak melakukannya, masyarakat setempat kekeringan.
Karena belum juga menemukan solusi, maka sahabat Amr bin Al Ash berkirim surat kepada Khalifah Umar bin Al Khatthab guna meminta petunjuk.
Setiba surat tersebut kepada Khalifah Umar, segera ia membalas surat gubernurnya ini. Beliau berkata:
"SIKAPMU MENGHENTIKAN TRADISI BENAR ADANYA, dan aku telah mengirimkan satu kartu dalam amplop suratku ini. Sesampainya suratku ini kepadamu, segera lemparkan kartu itu ke sungai Nil".
Sesampai surat balasan Khalifah Umar kepada sahabat Amer bin al Ash, segera ia membuka surat tersebut, dan ternyata didapatkan satu kartu yang bertuliskan:
من عند اللَّهِ عُمَرَ أَمِيرِ الْمُؤْمِنِينَ إِلَى نِيلِ مِصْرَ (أما بعد) فإن كنت تَجْرِي مِنْ قِبَلِكَ فَلَا تجرِ وَإِنْ كَانَ اللَّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ هُوَ الَّذِي يُجْرِيكَ فَنَسْأَلُ اللَّهَ أَنْ يُجْرِيَكَ
Dari hamba Allàh Umar Pemimpin kaum mukminin kepada sungai Nil negeri Mesir. Amma ba'du: "Bila selama ini airmu mengalir atas kehendakmu sendiri, maka jangan pernah lagi engkau mengalir. Namun bila Allàh Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa yang menjadikan airmu mengalir, maka kami memohon kepada Allàh agar mengalirkan airmu".
SUBHÀNALLÀH, WALLÀHU AKBAR. Setelah kartu itu diceburkan ke sungai Nil, maka air sungai Nil mengalir seperti sedia kala.
Dan tradisi syirik larung gadis cantik jelita sirna hingga saat ini, dan tegaklah Tauhid.
Semoga Allàh membalas perjuangan khalifah Umar dan sahabat Amr bin Al Ash dalam menegakkan tauhid dan syari'at Islam.
Ya Allàh satukanlah kami bersama kedua sahabat Nabi-Mu ini di syurga. (Al Bidàyah wan Nihàyah 7/100)
Wallahua’lam bish Shawwab ....
Barakallahufiku m ....
... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...
@ http://jimi-jimey.blogspot.com/@
Bismillahir-Rah maanir-Rahim ...
Ibnu Katsir rahimahullàh dan ahli sejarah lainnya mengisahkan: Sahabat Amr bin Al Ash atas perintah Khalifah Umar bin Katthab -radhiallàhu 'anhumà- berhasil menundukkan negeri Mesir dan mengislamkan penduduknya.
Namun tidak selang beberapa lama dari keislaman penduduk negeri Mesir, sahabat Amr bin Al Ash dikejutkan oleh satu kejadian aneh. Sungai Nil yang menjadi sumber penghidupan penduduk setempat, di setiap tahun sekali harus diberi tumbal. Bila tidak, maka sungai Nil akan berheni mengalir. Bukan sembarang tumbal, namun tumbal super istimewa, yaitu seorang anak gadis pingitan yang canti jelita yang didandani secantik mungkin. Gadis tumbal tersebut diceburkan ke dalam sungai Nil agar bisa mengalir kembali seperti sedia kala.
Tentu budaya ini ditentang oleh sahabat Amr bin Al Ash, dengan segala konsekwensi yang terjadi. Hampir selama tiga ulan sungai Nil berhenti mengalir, sampai-sampai penduduk setempat berencana untuk berhijrah. Kondisi ini tentu membuat sahabat Amr bin Al Ash kebingungan. Meneruskan tradisi penduduk setempat berarti berbuat kesyirikan. Tidak melakukannya, masyarakat setempat kekeringan.
Karena belum juga menemukan solusi, maka sahabat Amr bin Al Ash berkirim surat kepada Khalifah Umar bin Al Khatthab guna meminta petunjuk.
Setiba surat tersebut kepada Khalifah Umar, segera ia membalas surat gubernurnya ini. Beliau berkata:
"SIKAPMU MENGHENTIKAN TRADISI BENAR ADANYA, dan aku telah mengirimkan satu kartu dalam amplop suratku ini. Sesampainya suratku ini kepadamu, segera lemparkan kartu itu ke sungai Nil".
Sesampai surat balasan Khalifah Umar kepada sahabat Amer bin al Ash, segera ia membuka surat tersebut, dan ternyata didapatkan satu kartu yang bertuliskan:
من عند اللَّهِ عُمَرَ أَمِيرِ الْمُؤْمِنِينَ إِلَى نِيلِ مِصْرَ (أما بعد) فإن كنت تَجْرِي مِنْ قِبَلِكَ فَلَا تجرِ وَإِنْ كَانَ اللَّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ هُوَ الَّذِي يُجْرِيكَ فَنَسْأَلُ اللَّهَ أَنْ يُجْرِيَكَ
Dari hamba Allàh Umar Pemimpin kaum mukminin kepada sungai Nil negeri Mesir. Amma ba'du: "Bila selama ini airmu mengalir atas kehendakmu sendiri, maka jangan pernah lagi engkau mengalir. Namun bila Allàh Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa yang menjadikan airmu mengalir, maka kami memohon kepada Allàh agar mengalirkan airmu".
SUBHÀNALLÀH, WALLÀHU AKBAR. Setelah kartu itu diceburkan ke sungai Nil, maka air sungai Nil mengalir seperti sedia kala.
Dan tradisi syirik larung gadis cantik jelita sirna hingga saat ini, dan tegaklah Tauhid.
Semoga Allàh membalas perjuangan khalifah Umar dan sahabat Amr bin Al Ash dalam menegakkan tauhid dan syari'at Islam.
Ya Allàh satukanlah kami bersama kedua sahabat Nabi-Mu ini di syurga. (Al Bidàyah wan Nihàyah 7/100)
Wallahua’lam bish Shawwab ....
Barakallahufiku m ....
... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...
@ http://jimi-jimey.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar